Batik Yogyakarta

Motif Batik Khas Yogyakarta

 Bumi Sasongko  1 year ago  artikel batik,motif batik

Yogyakarta merupakan salah satu kota yang terkenal akan budaya dan batiknya, banyak pengrajin batik di jogja yang masih membuat batik lawasan (Batik dengan motif Tradisional). Berikut ini adalah beberapa motif batik lawasan (batik tradisional) yang menjadi ciri khas batik Yogyakarta:       
                                
1. Bledak Sidoluhur Latar Putih
Motif batik Bledak Sidoluhur dasar putih

Kegunaan : Upacara Mitoni ( Upacara Masa 7 Bulan bagi Pengantin Putri saat hamil
                     pertama kali)
Filosofi      : Yang menggunakan batik dengan motif ini selalu dalam keadaan gembira.

2. Cakar Ayam

Batik motif Cakar Ayam
Kegunaan : Upacara Mitoni, Untuk Orang Tua Pengantin pada saat Upacara Tarub, siraman.
Filosofi      : Cakar ayam melambangkan agar setelah berumah tangga sampai keturunannya nanti dapat mencari nafkah sendiri (mandiri).

3. Cuwiri


Kegunaan : Mitoni, menggendong bayi
Filosofi      : Cuwiri = bersifat kecil-kecil, Pemakai kelihatan pantas/ harmonis.

4. Grageh Waluh

Batik motif Grageh Waluh
Kegunaan : Harian (bebas)
Filosofi      : Orang yang memakai akan selalu mempunyai cita-cita atau tujuan tentang sesuatu.

5. Grompol

Batik motif Grompol
Kegunaan : Dipakai oleh Ibu mempelai puteri pada saat siraman
Filosofi      : Grompol, berarti berkumpul atau bersatu, dengan memakai kain batik motif grompol ini diharapkan berkumpulnya segala sesuatu yang baik-baik, seperti rezeki, keturunan, kebahagiaan hidup, dll.

6. Harjuno Manah

Batik motif Harjuno Manah
Kegunaan : Upacara Pisowanan / Menghadap Raja bagi kalangan Kraton
Filosofi      : Orang yang memakai motif batik Harjuno Manah apabila mempunyai keinginan akan dapat tercapai.

7. Jalu Mampang

Batik Motif Jalu Mampang
Kegunaan : Untuk menghadiri Upacara Pernikahan
Filosofi      : Memberikan dorongan semangat kehidupan serta memberikan restu bagi pengantin.

8. Jawah Liris Seling Sawat Gurdo

Batik Motif Jawah Liris Seling Sawat Gurdo
Kegunaan : Berbusana
Filosofi      : Jawah liris=gerimis

9. Kasatrian

Batik Motif Kasatrian
Kegunaan : Dipakai pengiring waktu upacara kirab pengantin
Filosofi      : Si pemakai agar kelihatan gagah dan memiliki sifat ksatria.

10. Kawung Picis

Batik Motif Kawung Picis
Kegunaan : Dikenakan di kalangan kerajaan
Filosofi      : Motif ini melambangkan harapan agar manusia selalu ingat akan asal-usulnya,  juga melambangkan empat penjuru ( pemimpin harus dapat berperan sebagai pengendali  kea rah perbuatan baik). Juga melambangkan bahwa hati nurani sebagai pusat pengendali nafsu-nafsu yang ada pada diri manusia sehingga ada keseimbangan dalam perilaku kehidupan manusia.

11. Kembang Temu Latar Putih

Batik Motif Kembang Temu Latar Putih
Kegunaan : Bepergian, pesta
Filosofi      : Kembang temu = temuwa. Orang yang memakai memiliki sikap dewasa (temuwa).

12. Klitik

Batik Motif Klithik
Kegunaan : Busana Daerah
Filosofi      : Orang yang memakai menunjukkan kewibawaan.

13. Latar Putih Cantel Sawat Gurdo

Batik Motif Latar Putih Cantel Sawat Gurdo
Kegunaan : Busana Daerah
Filosofi      : Bila dipakai menjadikan wibawa.

14. Lerek Parang Centung

Batik Motif Lerek Parang Centung
Kegunaan : Mitoni, dipakai pesta
Filosofi      : Parang centung = wis ceta macak, kalau dipakai kelihatan cantik (macak).

15. Lung Kangkung

Batik Motif Lung Kangkung
Kegunaan : Pakaian harian
Filosofi      : Lung (Pulung), aslinya dengan memakai kain tersebut akan mendatangkan pulung (rezeki).

16. Nitik

Batik Motif Nithik
Kegunaan : Busana daerah
Filosofi      : Orang yang memakai adalah bijaksana, dapat menilai orang lain.

17. Nitik Ketongkeng

Batik Motif Nithik Ketongkeng
Kegunaan : Bebas
Filosofi      : Biasanya dipakai oleh orang tua sehingga menjadikan banyak rejeki dan luwes pantes.

18. Nogo Gini

Batik Motif Nogo Gini
Kegunaan : Upacara temanten Jawa (Gandeng temanten)
Filosofi      : Apabila memakai kain tersebut kepada pengantin akan mendapatkan barokah 
                      

19. Nogosari

Batik Motif Nagasari
Kegunaan : Untuk upacara mitoni
Filosofi      : Nogosari nama sejenis pohon, motif batik ini melambangkan kesuburan dan kemakmuran.

20. Parang Barong

Batik Motif Parang Barong
Kegunaan : Dipakai oleh Sultan/Raja.
Filosofi      : Bermakna kekuasaan serta kewibawaan seorang Raja.

21. Parang Bligon, Ceplok Nitik Kembang Randu

Batik Motif Parang Bligon, Ceplok Nitik Kembang Randu
Kegunaan : Menghadiri Pesta
Filosofi      : Parang Bligo = bentuk bulat berarti kemantapan hati. kembang randu  = melambangkan uang si pemakai memiliki kemantapan dalam hidup dan banyak rezeki.

22. Parang Curigo, Ceplok Kepet

Batik Motif Parang Curigo, Ceplok Kepet
Kegunaan : Berbusana, menghadiri pesta
Filosofi      : Curigo = keris, kepet = isis,si pemakai memiliki kecerdasan, kewibawaan serta ketenangan.

23. Parang Grompol

Batik Motif Parang Grompol
Kegunaan : Busana daerah
Filosofi      : Orang yang memakai akan mempunyai rezeki yang banyak.

24. Parang Kusumo Ceplok Mangkoro

Batik Motif Parang Kusumo Ceplok Mangkoro

Kegunaan : Berbusana pria dan wanita
Filosofi      : Parang Kusumo = Bangsawan, Mangkoro = Mahkota. Pemakai  mendapatkan kedudukan, keluhuran dan dijauhkan dari marabahaya.

25. Parang Nitik

Batik Motif Parang Nithik
Kegunaan : Busana daerah
Filosofi      : Orang yang memakai menjadi luwes dan pantes.

26. Parang Tuding

Batik Motif Parang Tuding
Kegunaan : Mitoni, menggendong bayi
Filosofi      : Parang = batu karang, Tuding = ngarani = menunjuk, menunjukkan hal-hal yang baik dan menimbulkan kebaikan.

27. Peksi Kurung

Batik Motif Peksi Kurung
Kegunaan : Busana daerah
Filosofi      : Orang yang memakai menjadikan gagah/berwibawa dan mempunyai kepribadian yang kuat.

28. Prabu Anom/Parang Tuding

Batik Motif Prabu Anom/Parang Tuding
Kegunaan : Upacara mitoni
Filosofi      : Agar si pemakai mendapatkan kedudukan yang baik, awet muda dan simpatik.

29. Sapit Urang

Batik Motif Sapit Urang
Kegunaan : Koleksi lingkungan Kraton
Filosofi      : Orang yang memakai mempunyai kepribadian yang baik dan hidupnya tidak sembrono.

30. Sekar Asem

Batik Motif Sekar Asem
Kegunaan : Pakaian upacara adat Jawa
Filosofi      : Asem (mesem : senyum) Orang yang memakai akan selalu hidup bahagia dan bersikap ramah.

31. Sekar Keben

Batik Motif Sekar Keben
Kegunaan : Pakain harian kalangan abdi dalem Kraton
Filosofi      : Orang yang memakai akan memiliki pandangan yang luas dan selalu ingin maju.

32. Sekar Manggis

Batik Motif Sekar Manggis
Kegunaan : Upacara tradisional Jawa (misal : mitoni)
Filosofi      : Dengan memakai kain motif tersebut, akan memberikan kesan luwes/ manis bagi si pemakai.

33. Sekar Polo

Batik Motif Sekar Polo
Kegunaan : Dipakai untuk sehari-harian.
Filosofi      : Orang yang memakai akan dapat memberikan dorongan/pengaruh kepada orang lain

34. Semen Gurdo

Batik Motif Semen Gurdo
Kegunaan : Untuk pesta, busana daerah
Filosofi      : Agar si pemakai mendapatkan berkah dan kelihatan berwibawa.

35. Semen Kuncoro

Batik Motif Semen Kuncoro
Kegunaan : Pakaian harian Kraton
Filosofi      : Kencono (bahasa Jawa: muncar) Orang yang memakai akan memancarkan kebahagiaan.

36. Semen Mentul

Batik Motif Semen Mentul
Kegunaan : Dipakai untuk harian
Filosofi      : Orang yang memakai umumnya tidak mempunyai keinginan yang pasti.

37. Semen Romo Sawat Gurdo

Batik Motif Semen Rama Sawat Gurdo
Kegunaan : Busana daerah
Filosofi      : Dipakai menjadikan macak (menarik)

38. Semen Romo Sawat Gurdo Cantel

Semen Rama Sawat Gurdo Cantel
Kegunaan : mitoni, dipakai pesta
Filosofi      : Agar selalu mendapatkan berkah Tuhan.

39. Sido Asih

Batik Motif Sido Asih
Kegunaan : Bebas
Filosofi      : Pemakai akan disenangi (Jawa: ditresnani) oleh banyak orang.

40. Sido Asih Kemoda Sungging

Batik Motif Sido Asih Kemoda Sungging
Kegunaan : Mitoni, menggendong bayi
Filosofi      : Sido = Jadi, Asih = sayang. Agar disayangi setiap orang.

41. Sido Asih Sungut

Batik Motif Sido Asih Sungut
Kegunaan : Temanten panggih
Filosofi      : Sido berarti jadi, asih berarti sayang, ragam hias ini mempunyai makna agar hidup berumah tangga selalu penuh kasih sayang.

42. Sido Mukti Luhur

Batik Motif Sido Mukti Luhur
Kegunaan : Mitoni, menggendong bayi
Filosofi      : Sido Mukti, berarti gembira, kebahagiaan untuk mengendong bayi sehingga bayi merasakan ketenangan, kegembiraan dll.

43. Sido Mukti Ukel Lembat

Batik Motif Sido Mukti Ukel Lembat
Kegunaan : Temanten panggih
Filosofi      : Orang yang memakai batik motif ini akan menjadi mukti.

44. Slobog

Batik Motif Slobog
Kegunaan  : Dipakai pada upacara kematian, dipakai pada upacara pelantikan para pejabat
                     pemerintah.

Filosofi      : -Melambangkan harapan agar arwah yang meninggal mendapatkan kemudahan  dan kelancaran dalam perjalanan menghadap Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan keluarga yang ditingalkan juga diberi kesabaran dalam menerima cobaan kehilangan salah satu keluarganya.
- Melambangkan harapan agar selalu diberi petunjuk dan kelancaran dalam menjalankan semua tugas-tugas yang menjadi tangung jawabnya.

45. Soko Rini

Batik Motif Soko Rini
Kegunaan : Mitoni, menggendong bayi
Filosofi      : Soko = orang, Rini = senang, Pemakai mendapatkan kesenangan kukuh dan
                     abadi.

46. Tambal Kanoman

Batik Motif Tambal Kanoman
Kegunaan : Dipakai orang muda, terutama untuk tingalan tahun (ulang tahun)
Filosofi      : Si pemakai akan kelihatan pantas/luwes dan banyak rejeki.

47. Tirta Teja

Batik Motif Tirta Teja
Kegunaan : Berbusana
Filosofi      : Tirta = air, teja = cahaya. Si pemakai “gandes luwes” dan bercahaya.

48. Tritik Jumputan

Batik Motif Tritik Jumputan
Kegunaan : Busana daerah
Filosofi      : Orang yang memakai batik motif tritik jumputan menjadi luwes dan pantes.

49. Truntum Sri Kuncoro

Batik Motif Truntum Sri Kuncoro
Kegunaan  : Untuk orang tua pengantin pada waktu upacara panggih.
Filosofi      : Truntum berarti menuntun, sebagai orang tua berkewajiban menuntun kedua pengantin.
                      
50. Udan Liris

Batik Motif Udan Liris
Kegunaan : Busana daerah
Filosofi      : Orang yang memakai batik motif ini bisa terhindar dari hal-hal yang kurang baik.

51. Wahyu Tumurun

Batik Motif Wahyu Tumurun
Kegunaan : Busana daerah
Filosofi      : Agar si pemakai mendapatkan wahyu (anugerah).

52. Wahyu Tumurun Cantel

Batik Motif Wahyu Tumurun Canthel
Kegunaan  :  Dipakai Pengantin pada waktu panggih
Filosofi      : Wahyu berarti anugerah, temurun berarti turun, dengan menggunakan kain batik motif ini kedua pengantin mendapatkan anugerah dari yang Maha Kuasa berupa kehidupan yang bahagia dan sejahtera serta mendapat petunjukNya.

Sumber: http://www.batikbumi.net/2016/09/motif-batik-khas-yogyakarta.html?m=1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah perangkat keras jaringan komputer

Lirik I'm the one